Ketika Engkau adalah Pelabuhan Terakhir  

Posted by: retnaning

Tak ada manusia yag terlahir sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah azza wa jalla, pemilik jagad alam semesta raya. Hanya orang-orang yang beriman sajalah yang akan percaya terhadap keberadaan-Nya.

Manusia datang dan pergi silih berganti. Antrian panjang menunggu waktu yang ditentukan adalah kegiatan yang dilakukan manusia sehari-hari. Tak bedanya dengan kesetiaan menunggu antrian dalam melihat pertunjukan atau juga antrian dalam loket pemberangkatan. Keberangkatan menuju sesuatu yang masih menjadi misteri keberadaannya. Percaya adalah kunci diatas semuanya, ketika kepercayaan itu ada, maka rasa keingintahuan akan adanya dzat yang di yakini keberadaanya menjadikan manusia berekspresi sebaik mungkin di dunia agar bisa kembali dengan derajad ketaqwaan yang setinggi-tingginya.

Oleh karena itu ketika sadar bahwa Dia adalah pelabuhan terakhir yang harus di singgahi menjadikan manusia berfikir akan kenikmatan yang diperoleh dalam yang terakhir meskipun yang awal harus dilalui penuh liku. Lain halnya ketika kesadaran itu tidak merasuki diri manusia menjadikan dia diperbudak oleh segala yang bersifat materi. Dalam benaknya materi itulah yang akan menolongnya baik sekarang ataupun nanti.

Tuhan Maha pengampun, seburuk apapun manusia dia siap mengampuninya. Namun kepastian akan ampunan yang dimiliki adalah rahasia. Hukuman yang diberikan saat terjadinya bencana merupakan ulah tangan manusia yang tidak pernah bersyukur akan nikmat yang diberikan. Keserakahan yang menyelimuti diri manusia terhadap materi membuat manusia lupa akan segalanya. Ujung-ujungnya adalah bencana. Siapa yang tidak murka ketika keseimbangan yang tercipta tidak dipelihara?. Meskipun pintu maghfiroh selalu terbuka, sehingga yang terselamatkan adalah mereka yang memperoleh maghfiroh dari Allah SWT. Sayang seribu sayang jika manusia menutup diri akan terbukanya pintu magfiroh. Huwa awwaluhu wa akhiruhu. Dialah yang pertama dan terakhir. Ya robbi, ketika Engkau adalah pelabuhan terakhir, maka akhirkan hambamu yang bertaqwa dengan yang khusnul khotimah. Amien (Ning, 11/09/2009)

This entry was posted on 11.48 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar

Posting Komentar